CINTAKU BUKAN JODOHKU II
“ masih dengan Dewa”
Acara pernikahanku setelah usai begitu saja. Rumahku yang
ramai menjadi sepi tak ada lagi hiasan-hiasan dan kembali seperti
awalnya yang tak pernah terjadi apa-apa. Tetapi suasana menjadi berubah ketika
sosok yang tak ku kenal itu berada dirumahku menambah keluargaku sehingga menjadi
ramai tapi tetap saja terlihat sepi. Aku yang telah sah menjadi istrinya tetapi
tak pernah menganggap bahwa suamiku ada.
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan, berlalu begitu cepat. Aku
yang sampai saat ini yang belum punya tanda-tanda memiliki seorang anak,
mungkin ayah dan ibu selalu menantikan anakcucu dariku tapi sedikitpun aku tak
ingin di sentuh oleh suamiku. Percuma aku punya anak jika aku tak tulus
menginginkannya apalagi bukan dari orang yang aku cintai.
Suamiku seorang pendiam dan mungkin saja penyabar. Dia tak
pernah berbicara padaku hanya satu kata, dua kata yang keluar tiap harinya. Bukan
cuman denganku saja tapi kepada orangtua ku juga. Dia punya usaha yang dikelola
oleh orang lain yang hasilnya langsung ke tangan suamiku jadi tak perlu banyak
bekerja untuk dapat penghasilan itu dan mungkin itu salah satu kenapa ayah dan
ibu menerimanya karena dia punya banyak uang.
Dewa. Yaaa, masih teringat Dewa yang selalu ada difikiranku.
Aku yang tak ingin berusaha mencintai suamiku tetapi ingin menghancurkan
ikatanku dan kembali kepada Dewa. Hanya itu yang selalu terbenak difikiranku.
****
Duduk di pantai kota bersama Dewa, itu sudah cukup membuatku
senang. Dewa yang begitu tulus mencintaiku meskipun aku sudah sah menjadi milik
orang lain tetapi dia tetap saja ada untukku, dia selalu mensportku dan hanya
dia yang selalu menangkan hatiku.
Sedikit kebencian dibenak ayah dan ibu kepada Dewa, yang
menganggap Dewa penyebab semua ini penyebab aku dan suamiku tak akur, hingga
Dewa tak pernah muncul lagi di hadapan ayah dan ibuku. Ayah yang selalu tahu
pertemuanku dengan Dewa menjadi marah besar “Kamu
ini masih jadi istrinya yang sah, kenapa kamu keluar dengan laki-laki lain
dengan Dewa itu yang bukan siapa-siapa kamu. Jika perceraianmu benar terjadi
dan kamu ingin kembali dan ingin menikah dengan Dewa, Ayah dan Ibu tak akan
pernah sedikit pun merestuiMu”. Dengan spontan ayah mengeluarkan ucapan
itu. Makin rumit yang kurasakan cintaku, mungkin aku benar-benar tak bisa
bersatu dengan Dewa. Meskipun hati ini sekeras baja untuk mempertahankan Dewa
tapi tak mungkin untuk bersatu.
Aku yang tiap harinya merenungi perkataan itu, membuatku
tak ada gunanya untuk hidup lagi. Ayah dan ibu yang selalu saja mempertahankan
hubunganku dengan suamiku entah itu sampai kapan.
bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar