Senin, 11 Maret 2013

CINTAKU BUKAN JODOHKU II


“ masih dengan Dewa”


Acara pernikahanku setelah usai begitu saja. Rumahku yang ramai menjadi sepi tak ada lagi hiasan-hiasan dan kembali seperti awalnya yang tak pernah terjadi apa-apa. Tetapi suasana menjadi berubah ketika sosok yang tak ku kenal itu berada dirumahku menambah keluargaku sehingga menjadi ramai tapi tetap saja terlihat sepi. Aku yang telah sah menjadi istrinya tetapi tak pernah menganggap bahwa suamiku ada.
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan, berlalu begitu cepat. Aku yang sampai saat ini yang belum punya tanda-tanda memiliki seorang anak, mungkin ayah dan ibu selalu menantikan anakcucu dariku tapi sedikitpun aku tak ingin di sentuh oleh suamiku. Percuma aku punya anak jika aku tak tulus menginginkannya apalagi bukan dari orang yang aku cintai.


Suamiku seorang pendiam dan mungkin saja penyabar. Dia tak pernah berbicara padaku hanya satu kata, dua kata yang keluar tiap harinya. Bukan cuman denganku saja tapi kepada orangtua ku juga. Dia punya usaha yang dikelola oleh orang lain yang hasilnya langsung ke tangan suamiku jadi tak perlu banyak bekerja untuk dapat penghasilan itu dan mungkin itu salah satu kenapa ayah dan ibu menerimanya karena dia punya banyak uang.
Dewa. Yaaa, masih teringat Dewa yang selalu ada difikiranku. Aku yang tak ingin berusaha mencintai suamiku tetapi ingin menghancurkan ikatanku dan kembali kepada Dewa. Hanya itu yang selalu terbenak difikiranku.
****
Duduk di pantai kota bersama Dewa, itu sudah cukup membuatku senang. Dewa yang begitu tulus mencintaiku meskipun aku sudah sah menjadi milik orang lain tetapi dia tetap saja ada untukku, dia selalu mensportku dan hanya dia yang selalu menangkan hatiku.
Sedikit kebencian dibenak ayah dan ibu kepada Dewa, yang menganggap Dewa penyebab semua ini penyebab aku dan suamiku tak akur, hingga Dewa tak pernah muncul lagi di hadapan ayah dan ibuku. Ayah yang selalu tahu pertemuanku dengan Dewa menjadi marah besar “Kamu ini masih jadi istrinya yang sah, kenapa kamu keluar dengan laki-laki lain dengan Dewa itu yang bukan siapa-siapa kamu. Jika perceraianmu benar terjadi dan kamu ingin kembali dan ingin menikah dengan Dewa, Ayah dan Ibu tak akan pernah sedikit pun merestuiMu”. Dengan spontan ayah mengeluarkan ucapan itu. Makin rumit yang kurasakan cintaku, mungkin aku benar-benar tak bisa bersatu dengan Dewa. Meskipun hati ini sekeras baja untuk mempertahankan Dewa tapi tak mungkin untuk bersatu.
Aku yang tiap harinya merenungi perkataan itu, membuatku tak ada gunanya untuk hidup lagi. Ayah dan ibu yang selalu saja mempertahankan hubunganku dengan suamiku entah itu sampai kapan.
bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar